https://madrid.hostmaster.org/articles/animals_are_friends_not_food/id.html
Home | Articles | Postings | Weather | Top | Trending | Status
Login
Arabic: HTML, MD, MP3, TXT, Czech: HTML, MD, MP3, TXT, Danish: HTML, MD, MP3, TXT, German: HTML, MD, MP3, TXT, English: HTML, MD, MP3, TXT, Spanish: HTML, MD, MP3, TXT, Persian: HTML, MD, TXT, Finnish: HTML, MD, MP3, TXT, French: HTML, MD, MP3, TXT, Hebrew: HTML, MD, TXT, Hindi: HTML, MD, MP3, TXT, Indonesian: HTML, MD, TXT, Icelandic: HTML, MD, MP3, TXT, Italian: HTML, MD, MP3, TXT, Japanese: HTML, MD, MP3, TXT, Dutch: HTML, MD, MP3, TXT, Polish: HTML, MD, MP3, TXT, Portuguese: HTML, MD, MP3, TXT, Russian: HTML, MD, MP3, TXT, Swedish: HTML, MD, MP3, TXT, Thai: HTML, MD, TXT, Turkish: HTML, MD, MP3, TXT, Urdu: HTML, MD, TXT, Chinese: HTML, MD, MP3, TXT,

Hewan Adalah Teman, Bukan Makanan

Ada ajaran kuno dari suku Cree: orang-orang tidak berburu rusa dengan sembarangan. Rusa hanya memberikan dirinya kepada orang-orang pada saat kebutuhan yang sesungguhnya. Kisah ini lebih dari sekadar legenda – ini adalah petunjuk. Ini mengajarkan kita bahwa hewan bukanlah milik kita untuk diambil sesuka hati. Mereka adalah kerabat kita. Ketika mereka memberikan nyawa mereka, itu adalah anugerah. Dan anugerah menuntut rasa syukur, kerendahan hati, dan pengendalian diri.

Sejarah manusia pernah memahami hal ini. Selama berabad-abad, daging bukanlah hak sehari-hari. Setelah orang-orang beralih ke kehidupan agraris, hewan menjadi teman dalam kelangsungan hidup: mereka memberikan susu, telur, dan tenaga kerja. Nyawa mereka dihormati, kecuali pada musim dingin yang paling keras atau pada perayaan langka ketika komunitas membutuhkan pesta. Daging itu langka, dan karena itu suci. Memakannya berarti menghormati beratnya pengorbanan tersebut.

Namun kita tersesat. Seiring bertambahnya kekayaan, daging berubah. Ia menjadi penanda status, komoditas, cara untuk memamerkan kekuasaan. Ia tidak lagi langka, melainkan menjadi hal biasa. Namun, selalu ada penentangan. Bahkan di puncak Renaisans Eropa, Leonardo da Vinci menyatakan bahwa ia tidak akan menjadikan tubuhnya “kuburan bagi mayat-mayat hewan.” Penolakannya bukan sekadar keanehan; itu adalah sikap moral. Ia melihat apa yang diabaikan orang lain: bahwa nyawa yang diambil dengan ringan adalah nyawa yang tidak dihormati.

Tradisi lain juga membawa kebenaran ini. Buddhisme menempatkan kasih sayang sebagai pusat perilaku manusia – bukan hanya untuk manusia, tetapi untuk semua makhluk yang memiliki perasaan. Memakan hewan berarti memperpanjang penderitaan, mengikat diri lebih dalam pada kerugian. Menahan diri adalah mempraktikkan ahimsa, non-kekerasan dalam tindakan. Ajaran ini selaras dengan kisah Cree: nyawa tidak boleh diambil dengan sembarangan.

Dunia modern sebagian besar telah meninggalkan kebijaksanaan ini. Selama Depresi Besar dan Perang Dunia Kedua, orang-orang kembali memperlakukan daging sebagai sesuatu yang berharga, dijatah, dan tidak pernah disia-siakan. Namun setelah perang berakhir, kelaparan digantikan oleh kelimpahan, dan pengendalian diri memberi jalan kepada kesenangan. Konsumsi daging melonjak. Masakan menjadi berat, ekonomi terindustrialisasi, dan hewan kehilangan sisa-sisa terakhir dari martabat mereka. Mereka tidak lagi “memberikan diri mereka sendiri.” Mereka diproduksi, diperbanyak, dan disembelih dalam skala yang tak terbayangkan.

Perjanjian itu telah dilanggar. Rasa hormat lenyap. Ikatan antara manusia dan hewan runtuh menjadi eksploitasi.

Inilah mengapa saya vegetarian. Ini bukan tentang tren atau mode. Ini tentang etika. Ini tentang mendengarkan suara-suara yang mengingatkan kita – tetua Cree, seniman Renaisans, biksu Buddha – bahwa hewan bukanlah komoditas, melainkan teman. Jika saya tidak perlu mengambil nyawa, maka saya menolak untuk melakukannya. Tubuh saya tidak akan menjadi kuburan.

Hewan adalah teman, bukan makanan. Hidup dengan kebenaran ini berarti mengembalikan rasa hormat di tempat yang telah hilang. Ini adalah menghormati kebijaksanaan mereka yang datang sebelum kita. Ini adalah menolak industri yang dibangun di atas penderitaan. Dan ini adalah memperjuangkan masa depan di mana rusa masih berjalan bebas, di mana anugerahnya langka dan suci, bukan rutin dan disalahgunakan.

Impressions: 53